Pas acara manre prasmanan, ada kejadian. Antrian tidak maju-maju, macet total, padahal tidak terlalu rame ji tamunya.
Setelah diamati, paling depan ada kakek-kakek sedang mengaduk-aduk panci sop kambing terus-terus. Orang di belakangnya sudah mulai tidak sabar, lantas na colek bahunya itu kakek.
"Tata'... cepa' ki' kodong! Lia' ki' di belakang ta panjangna mo orang antri tunggui ki'...! Apana kah kita cari'?"
Ada tommi orang-orang sotta di belakang menjawab karena kesal, "Batu-bere'na kambinga kapang." Disambut yang lain "Ooo tata', bembe baine itu, tidak ada begituanna..."
Tiba-tiba si kakek bilang.. "Anu nak, gigi palsuku jatuh, tallangngi kodong..."
"Braaakkkkk...!!!" Antrian seketika langsung bubar.
Sementara itu, ada seorang tamu yang tadinya sempat menerobos antrian, kini asyik menikmati lezatnya sop kambing.
Malas berdiri untuk nambah, Makkadera sambil diisap-isapnya sepotong kabuttu, berharap ada sisa-sisa daging di situ. Keliatanna itu kabuttu massapodda ji'.
Nah... begitu mendengar ribut-ribut antrian bubar gara-gara aksi sang gigi nyemplung bebas, tiba-tiba dia sadar lalu muntah-muntah....
"Oaaakkh.. oaaakh... oaaaakkhh..
Rupanya tulang yang diisap-isapnya itu adalah gigi palsu si kakek. Dia kira mulu' na kambing. (www.ayoketawa.com)
Pesan moral dari kisah ini :
Makkaritut! Jangan biasakan menerobos antrian
Makkaritut! Jangan biasakan menerobos antrian